Hidup lah seorang ratu yang sudah mulai menemui tuanya, ia
tinggal bersama 4 orang anaknya yang cantik jelita, 4 orang putri tersebut
bernama Leinta, Pruty, Dunita, dan Luly. Leinta sebagai anak pertama ia
terlihat sangat misterius dari yang lainnya. Pruty terlihat seperti anak
pemalu, lebih suka menyendiri dan lebih ingin terlihat berbeda di mata orang.
Dunita ia selalu pandai dalam mengatur apapun, seperti halnya mengatur
pengeluaran uang dan lain sebagainya. Luly, anak bontot dari ke3 kakaknya, ia yang
sangat expresif, agresif, dan imajinatif
daripada kakak-kakaknya, ia juga pintar dan cerdik. Walau mereka hidup bersama
bukan berarti mereka saling akrab satu sama lain, juga bukan berarti mereka
saling memahami dan mengerti satu sama lain. Melainkan, mereka hidup seperti
sekawanan musuh yang tinggal dalam satu sel yang sama.
Suatu hari sang ratu sudah ingin melepas jabatannya karena
umurnya yang sudah tidak memungkinkan lagi. Ia ingin menurunkan jabatan itu
terhadap salah satu putrinya, yang pastinya ia harus memilih dari ke 4 orang
anaknya tersebut. Ia bingung harus memilih dari 4 orang anak-anak tercintanya,
dan ia pun memilihnya dengan caranya sendiri, caranya itu anak-anaknya di lepas
untuk mencari “mawar bernyanyi”.
Ratu : Aku?! Aku bingung! Sebentar lagi aku sudah harus
melepas jabatanku ini, aku ingin menurunkan jabatan ini kepada anak-anak ku,
namun hanya satu bukan semuanya! Hmmm..
sepertinya aku harus memanggil mereka terlebih dahulu.
Akhirnya para pengawal memanggil ke 4 orang anaknya, dan
anaknya pun sedang berjalan menuju singgasana sang ratu.
Leinta : Hey dik, ada apa ya ini? Tumben mama memanggil kita
dengan serempak.
Dunita : Aku juga tak tahu kak *menggelengkan kepala*
Prtuy : Hmmm.. sepertinya sih ada hal yang penting yang
ingin di bicarakan
Dunita : Lho kok, kemana si Luly? Kok di tidak ada
Luly : Baaaa, aku ada kok, ini aku di depan kalian *sambil
melet-melet*
Leinta : Ga kaget tuh *sambil meletin balik Luly*
Pruty : Aduh ampun luly! Jaga sikap sedikit dong kan kita
mau ketemu mama
Dunita : Biasa aja kali, kan setiap hari juga ketemu *nada
sinis*
Luly : Au huuuuu, biasa aja huuu *melet*
Mereka sampai di hadapan mamanya atau sang ratu, dan mamanya
berkata tentang dirinya akan melepas jabatannya dan ingin mewarisi jabatannya
kepada salah satu anaknya.
Ratu : Anak-anak ku yang mama cintai, mama sebentar lagi
melepas jabatan. Dan mama ingin sekali mewariskannya kepada salah satu dari
kalian.
Leinta : Kepada siapa ma? Mama sudah menentukannya?
Ratu : Belum
Dunita : Lantas?
Ratu : Mama akan menentukannya dengan cara… kalian mama
lepas untuk mencari sebuah “mawar bernyanyi”.
Luly : mawar bernyayi? Mending aku saja yang bernyanyi ma,
alalalalong alalalalong long ling long long~
Dunita : Ssstt.. Luly ga boleh nakal..
Prtuy : iya luly dengarkan dulu mama sedang bicara.
Ratu : yasudah tunggu apalagi cepat kalian keluar sana, cari
mawar bernyanyi sampai dapat, sebelum hari ke 3 kalian hari sudah sampai ke
istana kembali..
Pengawal pun membawa
ke 4 anak-anak ratu itu di hutan, setiba di hutan mereka pun kebingunga, mereka
tak tau tempat “mawar berbicara” itu ada. Tapi mereka pun tetap memasuki hutan
walau mereka tak tau tempat “mawar berbicara”.
Luly : Alalalalong, lalalalaaaalooong, cikibam cikibum,
Pohonnya bagus yaaa
Leinta : Iya bagus ya lul, jarang sekali kita kesini,
biasanya kan kita di istana terus yaa
Pruty : iya sih bagus, tapi tempatnya kotor
Luly : Ga bisa nilai keindahan nih kak pruty *terlihat agak
bĂȘte*
Kemudian mereka
melanjutkan perjalanan, tiba-tiba di ujung jalannya bercabang menjadi 2.
Akhirnya mereka memutuskan untuk saling berpencar ke cabang-cabang tersebut.
Luly : wah jalannya bercabang, bagaimana ini kak?
Leinta : Aku yang memilih duluan, aku ke jalan yang ini
Pruty : Aku ke ikut denganmu kak
Dunita : Aku ke sini
Luly : Terus aku
kemana? Kitakan saudara kak, kenapa kita tidak menelusuriya bersama
Dunita : Terserah
apa yang kau katakana Lul, tapi kali ini kita sedang bersaing!
Luly : Hmm..
baiklah, aku ikut dengan mu kak *nada murung*
Dijalan pertama Leinta dan Pruty menelusuri jalan itu dengan
bersama, tiba-tiba kaki Leinta terasa seperti di gelayuti oleh seseorang,
rasanya berat dan sakit. Ternyata yang melakukan hal iseng itu adalah Mr Toon.
Mr Toon seseorang yang sudah lama hidupnya, ia sedikit agak gila, hal yang
tadinya mustahil bisa menjadi hal yang nyata dimata dia. Mr Toon juga sosok
pria yang tidak terlihat, hanya seseorang yang terpilih lah yang bisa
melihatnya.
Leinta : Aw, kaki ku terasa berat sekali prut. Ada apa ini
ya?
Pruty: Berat? Tidak ada apa-apa dikaki mu lein, jangan
mengigau kau lein
Leinta : Tidak, aku tidak sedang mengigau prut
Pruty: Ah sudahlah, ayo kita lanjutkan pencariannya lein!
Karena sebentar lagi hari akan gelap
Leinta : Tidak, aku tidak bisa melanjutkannya kalau begini.
Dikaki ku ini seperti ada yang menggelayutinya prut
Pruty : Yasudahlah kita istirahat sejenak duu saja disini,
mungkin kaki mu sudah lelah karena berjalan seharian
Sementara itu dijalan kedua, Dunita dan Luly masih melanjutkan
perjalanan mereka. Luly masih asyik dengan nyanyian yang dinyanyikan, dia pikir
dengan dia bernyanyi dia akan mudah menemukan “mawar bernyanyi”. Tiba-tiba Luly
berjalan kearah yang berbeda, ia memasuki suatu lembah dan bertemu dengan Mr.
Toon yang sedang duduk. Dunita sangkin
tidak memperdulikan adiknya, sampai dia tak tahu bahwa adiknya telah lenyap
entah kemana.
Luly : Alalalalalong long ling long long, hey kakek tua
sedang apa kakek berada disini? Disini bukan tempat yang bagus untukmu kek..
Mr Toon : …….
Luly : hey kek, haloooo *sambil menepuk pundak mr toon.”
Mr Toon : Brahahahahahaha, kau lucu sekali nak.. kau sedang bertanya kepadaku ?
Luly : Ya aku sedang berbicara kepadamu kek, apa ada yang
salah dengan otakmu?
Mr Toon : Kita semua ini salah! Salah besar, salah besar
sudah menyia-nyiakan waktu kita, salah besar! Kau dan aku pun salah nak, salah
karena kita tak seharusnya ada ditempat yang seperti ini gadis kecil
Luly : Aku tak salah pak tuaaaa, aku benar, aku datang
kehutan ini ada tujuannya paaaa tuaaaa, jadi aku tidak salah *sambil mencubit
pipi mr toon karena gregetan*
Mr Toon : Tujuan? Apa tujuan mu datang kesini gadis kecil…
Luly : Aku datang kesini untuk mencari mawar bernyanyi
paman. Tapi bagaimananya caranya mawar bernyanyi ya ?
Mr Toon : Mawar bernyanyi? Kau mau? Mawar bernyanyi sama
seperti kau yang sedang bernyanyi
Luly : Kau tidak sedang bercanda kan kek?
Mr Toon : Tidak, aku tidak sedang bercanda. Apa raut mukaku
ini terlihat seperti orang yang sedang bercanda?
Luly : Tidak
Mr Toon: Lantas?
Luly : Ya aku mau…
Mr Toon : Nih *mengeluarkan mawar bernyayi*
Luly : *pingsan*
Mr Toon : Kau gadis kecil
yang baik, lucu, dan menggemaskan. Aku harap kau bisa menjadi pemimpin dari
segala urusan mu nak, segeralah kau tumbuh besar nak! Ini untukmu nak
*menyelipkan sebuah benda disakunya luly*
Mr Toon menyelipakan sesuatu
ke sakunya luly lalu pergi. Sementara itu Dunita telah sadar bahwa adiknya
hilang dan ia sangat kebingungan.
Dunita : Lul, kok tumben kamu diam, biasanya kamu berisik
sekali, apa karena kamu sudah cape? *menoleh kebelakang*, wah luly hilang,
kemana ia pergi? Apakah ada yang melihatnya? Aduh luly kamu kemana sih.
Dunita berjalan kesana kemari mencari luly, tapi bukannya
ketemu luly ia malah ketemu dengan kedua kakaknya. Dunita bercerita tentang
hilangnya luly, lalu kak leinta memutuskan keputusan untuk mencari luly
bersama-sama. Lalu mereka menemukan luly sedang tergeletak tidur dihamparan
rumput.
Leinta : Coba tengok, itu luly!
Pruty : Lullyyyyy, bangun adik keciilll ku yang lucu….
Dunita : Luly , kamu tak apa-apa kan?
Luly : Hah? Siapa kalian? Aku dimana? Kok kita disini?
Leinta : Ah sudahlah makin tak masuk akal aja adek kakak
yang lucu ini.. ayo kita segera pulang saja
Luly : Tapi kak…
Leinta : Sudah lah tak usah dipikirkan, ayo kita lekas
pulang
Mereka ingin lekas sampai dirumah, karena didunia luar ini
banyak yang tak di ketahui oleh mereka. Walau mereka tidak mendapatkan apa yang
mereka cari, yang terpenting bagi mereka sekarang ini yaitu mereka tetap
bersama-sama dan saling menyayangi satu sama lain.
Ratu : Lho lho lho, kok kalian sudah pulang? Apa kah kalian
sudah mendapatkan “mawar bernyanyi”?
Leinta : Maaf ibu, saya tak berhasil mendapatkannya *nada
sedih*
Pruty : Saya juga tak berhasil mendapatkannya ma *nada
sedih*
Dunita : Saya juga tak bisa mendapatkannya, tapi saya siap
kok menerima konsekuensi dari mama *murung*
Ratu : Hmm…. Lalu.. bagaimana dengan kamu luly?
Luly : Aku? *menunjuk diri sendiri* sepertinya aku sama ma,
aku tak mendapatkannya
Ratu : Sungguh, kalian semua sudah membuat mama kecewa!
Mungkin kali memang tak ada yang pantas untuk menjabat sebagai ratu….
Luly : *mengangkat tangan* ma, aku menemukan ini di saku
kanan ku ma, apa ini ma?
Ratu : Luly, itu “mawar berbicara” yang harus di dapatkan
oleh kalian, kamu berhasil luly! Kamu berhasil! Mama bangga sama kamu!
Luly : oh aku berhasil, lantas aku?
Ratu : Ya kamu yang akan menggantikan mama menjadi ratu yang
baru. Peluk mama nak, peluk mama
Leinta , Pruty & Dunita : Selamat luly! Kau berhasil!
Luly berhasil mendapatkan mawar berbicara, kerajaan menjadi
amat maju setelah di pimpin oleh luly. Luly pun sekarang sudah bertambah dewasa
dan cantik. Leinta , Pruty , Donita dan , Luly sekarang menjadi saudara yang
saling berbagi satu sama lain, mereka sekarang saling sayang menyayangi