29 Okt 2013

Pelaut biru






                Mentari pagi memberi salam pada negeri ini, hari nan sejuk dan dingin disebuah desa kecil yang dihimpit oleh 2 bukit. Seorang remaja yang hidup bersama Orangtua serta 2 adiknya,  Ibu dan ayahnya berprofesi sebagai petani, kedua adiknya masih bersekolah ditingkat SD, remaja ini baru saja lulus dari bangku sekolah menengah atas, teman-teman sekolahnya dulu biasa memanggil dia dengan sebutan Andan. Teman-teman sekolahnya dulu sangat kenal sekali dengan andan. Andan dulu dikenal sebagai murid yang pintar, cerdas dan imajinatif. Andan memiliki tinggi sekitar 170cm pada kala itu, ia termasuk orang yang tinggi disekolahnya, ia memiliki kulit sawo matang serta postur tubuh yang cukup atletis, gaya rambut andan berpola jambul klimis. Ketika, pembagian kertas kelulusan tiba andan memiliki nilai UN dengan rata-rata 86, itu termasuk nilai kategori tinggi pada zamannya. Andan pun sangat bersyukur dan langsung percaya diri untuk ikut mendaftarkan diri kejenjang perguruan tinggi, Andan mengikuti test di 2 perguruan tinggi favorite pada zamannya dan ia memilih untuk mengambil fakultas kedokteran dan manajemen, setelah ia melewati berbagai macam test untuk masuk kedalam perguruan negeri, tidak lama hasilnya pun muncul di 5hari mendatang. Ketika hari itu, andan berjalan kaki menempuh jarak 6km untuk melihat hasil test diperguruan tinggi, hatinya terasa berdebar-debar… ketika sesampai disana ia langsung tertuju ke kerumunan orang yang berdiri di papan pengumuman, ketika itu waktu adzan dzuhur telah berkumandang, ia memutuskan untuk melaksanakan solat dzuhur terlebih dahulu, ia berdoa dengan khusyuk kepada sang maha kuasa, ia bersujud, air matanya berlinang kesajadah yang terbentang, ia memohon jalan kepada sang kuasa. Setelah usai solat, andan berjalan menuju papan dengan membawa harapan penuh, di papan tersebut terdapat 4 lembar kertas yang terpajang, ia melihat dengan seksama di kertas pertama dan hasilnya…. Nama dia tidak di temukan, lalu ia berlanjut melihat ke kertas selanjutnya tetap di temukan, sampai ia melihat ke kertas paling akhir namanya pun tak di temukan, ia sedikit sedih namun dalam firasatnya mengatakan bahwa ia di terima dengan nilai sempurna, lalu  ia melihat kembali ke kertas pertama dan melihat nama yang paling atas, ternyata…. Tak di sangka dan tak di duga.. itu pun juga bukannya namanya, namun ketika ia melihat ke sedikit kebawah, namanya pun muncul dan dia berada di posisi ke 2 di kertas itu…. Alhamdulillah kata yang pertama yang di ucapkan dari bibir manisnya, ia di terima kedua priodi di universitas tersebut… ia bergegas ingin menyampaikan kabar ini kepada ibu dan ayahnya disawah, ia berjalan kaki kembali untuk mencapai kesawah tempat orangtuanya bekerja, ketika ia telah sampai dan bertemu dengan orangtuanya, ia pun menyampaikan kabar baik kepada orangtuanya dan ayahnya hanya bisa tersenyum dan berkata “Nak, kamu hebat… tapi nampaknya ayah dan ibu mu ini tak bisa membiayaimu untuk berkuliah nak, karna biaya pendidikan nya terlalu besar dan orangtua mu ini hanya sebagai petani, mohon kamu mengerti dengan keadaan kita nak..”. Andan tak bisa berbuat apa-apa setelah ayahnya berkata seperti itu, Pupus lah sudah harapannya, dan andan pun mengurungkan sebentar niatnya untuk berkuliah, yang di pikirkan sekarang hanyalah  apa yang mau ia lakukan setelah ini. Dia berpikir untuk langsung bekerja namun bekerja seperti apa?. Setelah dari sawah ia berjalan menuju rumah sederhananya, ia mengganti pakaian dan makan siang dengan lauk ala kadarnya, nasi dengan taburan garam pun dilahap oleh andan. Setelah makan, andan sedikit terlihat melamun di teras rumahnya.. namun tidak beberapa kemudian setelah ia melamun.. ia langsung lari terbirit-birit ke kamar mandi, eh ternyata ia ingin membuang air besar hahaha, ia ngeden sekuat tenaga… setelah ia buang air besar, ia pergi kesawah tempat ayah dan ibunya bekerja mencari nafkah..

To be continoue :)

12 Mei 2013

SINGING ROSE



Hidup lah seorang ratu yang sudah mulai menemui tuanya, ia tinggal bersama 4 orang anaknya yang cantik jelita, 4 orang putri tersebut bernama Leinta, Pruty, Dunita, dan Luly. Leinta sebagai anak pertama ia terlihat sangat misterius dari yang lainnya. Pruty terlihat seperti anak pemalu, lebih suka menyendiri dan lebih ingin terlihat berbeda di mata orang. Dunita ia selalu pandai dalam mengatur apapun, seperti halnya mengatur pengeluaran uang dan lain sebagainya. Luly,  anak bontot dari ke3 kakaknya, ia yang sangat  expresif, agresif, dan imajinatif daripada kakak-kakaknya, ia juga pintar dan cerdik. Walau mereka hidup bersama bukan berarti mereka saling akrab satu sama lain, juga bukan berarti mereka saling memahami dan mengerti satu sama lain. Melainkan, mereka hidup seperti sekawanan musuh yang tinggal dalam satu sel yang sama.
Suatu hari sang ratu sudah ingin melepas jabatannya karena umurnya yang sudah tidak memungkinkan lagi. Ia ingin menurunkan jabatan itu terhadap salah satu putrinya, yang pastinya ia harus memilih dari ke 4 orang anaknya tersebut. Ia bingung harus memilih dari 4 orang anak-anak tercintanya, dan ia pun memilihnya dengan caranya sendiri, caranya itu anak-anaknya di lepas untuk mencari “mawar bernyanyi”. 

Ratu : Aku?! Aku bingung! Sebentar lagi aku sudah harus melepas jabatanku ini, aku ingin menurunkan jabatan ini kepada anak-anak ku, namun hanya satu bukan semuanya!  Hmmm.. sepertinya aku harus memanggil mereka terlebih dahulu.
Akhirnya para pengawal memanggil ke 4 orang anaknya, dan anaknya pun sedang berjalan menuju singgasana sang ratu.
Leinta : Hey dik, ada apa ya ini? Tumben mama memanggil kita dengan serempak.
Dunita : Aku juga tak tahu kak *menggelengkan kepala*
Prtuy : Hmmm.. sepertinya sih ada hal yang penting yang ingin di bicarakan
Dunita : Lho kok, kemana si Luly? Kok di tidak ada
Luly : Baaaa, aku ada kok, ini aku di depan kalian *sambil melet-melet*
Leinta : Ga kaget tuh *sambil meletin balik Luly*
Pruty : Aduh ampun luly! Jaga sikap sedikit dong kan kita mau ketemu mama
Dunita : Biasa aja kali, kan setiap hari juga ketemu *nada sinis*
Luly : Au huuuuu, biasa aja huuu *melet*

Mereka sampai di hadapan mamanya atau sang ratu, dan mamanya berkata tentang dirinya akan melepas jabatannya dan ingin mewarisi jabatannya kepada salah satu anaknya.
Ratu : Anak-anak ku yang mama cintai, mama sebentar lagi melepas jabatan. Dan mama ingin sekali mewariskannya kepada salah satu dari kalian.
Leinta : Kepada siapa ma? Mama sudah menentukannya?
Ratu : Belum
Dunita : Lantas?
Ratu : Mama akan menentukannya dengan cara… kalian mama lepas untuk mencari sebuah “mawar bernyanyi”.
Luly : mawar bernyayi? Mending aku saja yang bernyanyi ma, alalalalong alalalalong long ling long long~
Dunita : Ssstt.. Luly ga boleh nakal..
Prtuy : iya luly dengarkan dulu mama sedang bicara.
Ratu : yasudah tunggu apalagi cepat kalian keluar sana, cari mawar bernyanyi sampai dapat, sebelum hari ke 3 kalian hari sudah sampai ke istana kembali..
Pengawal pun  membawa ke 4 anak-anak ratu itu di hutan, setiba di hutan mereka pun kebingunga, mereka tak tau tempat “mawar berbicara” itu ada. Tapi mereka pun tetap memasuki hutan walau mereka tak tau tempat “mawar berbicara”.
Luly : Alalalalong, lalalalaaaalooong, cikibam cikibum, Pohonnya bagus yaaa
Leinta : Iya bagus ya lul, jarang sekali kita kesini, biasanya kan kita di istana terus yaa
Pruty : iya sih bagus, tapi tempatnya kotor
Luly : Ga bisa nilai keindahan nih kak pruty *terlihat agak bĂȘte*
 Kemudian mereka melanjutkan perjalanan, tiba-tiba di ujung jalannya bercabang menjadi 2. Akhirnya mereka memutuskan untuk saling berpencar ke cabang-cabang tersebut.
Luly : wah jalannya bercabang, bagaimana ini kak?
Leinta : Aku yang memilih duluan, aku ke jalan yang ini
Pruty : Aku ke ikut denganmu kak
Dunita : Aku ke sini
Luly : Terus aku kemana? Kitakan saudara kak, kenapa kita tidak menelusuriya bersama
Dunita : Terserah apa yang kau katakana Lul, tapi kali ini kita sedang bersaing!
Luly : Hmm.. baiklah, aku ikut dengan mu kak *nada murung*
Dijalan pertama Leinta dan Pruty menelusuri jalan itu dengan bersama, tiba-tiba kaki Leinta terasa seperti di gelayuti oleh seseorang, rasanya berat dan sakit. Ternyata yang melakukan hal iseng itu adalah Mr Toon. Mr Toon seseorang yang sudah lama hidupnya, ia sedikit agak gila, hal yang tadinya mustahil bisa menjadi hal yang nyata dimata dia. Mr Toon juga sosok pria yang tidak terlihat, hanya seseorang yang terpilih lah yang bisa melihatnya.
Leinta : Aw, kaki ku terasa berat sekali prut. Ada apa ini ya?
Pruty: Berat? Tidak ada apa-apa dikaki mu lein, jangan mengigau kau lein
Leinta : Tidak, aku tidak sedang mengigau prut
Pruty: Ah sudahlah, ayo kita lanjutkan pencariannya lein! Karena sebentar lagi hari akan gelap
Leinta : Tidak, aku tidak bisa melanjutkannya kalau begini. Dikaki ku ini seperti ada yang menggelayutinya prut
Pruty : Yasudahlah kita istirahat sejenak duu saja disini, mungkin kaki mu sudah lelah karena berjalan seharian

Sementara itu dijalan kedua, Dunita dan Luly masih melanjutkan perjalanan mereka. Luly masih asyik dengan nyanyian yang dinyanyikan, dia pikir dengan dia bernyanyi dia akan mudah menemukan “mawar bernyanyi”. Tiba-tiba Luly berjalan kearah yang berbeda, ia memasuki suatu lembah dan bertemu dengan Mr. Toon yang sedang duduk.  Dunita sangkin tidak memperdulikan adiknya, sampai dia tak tahu bahwa adiknya telah lenyap entah kemana.
Luly : Alalalalalong long ling long long, hey kakek tua sedang apa kakek berada disini? Disini bukan tempat yang bagus untukmu kek..
Mr Toon : …….
Luly : hey kek, haloooo *sambil menepuk pundak mr toon.”
Mr Toon : Brahahahahahaha, kau lucu sekali nak..  kau sedang bertanya kepadaku ?
Luly : Ya aku sedang berbicara kepadamu kek, apa ada yang salah dengan otakmu?
Mr Toon : Kita semua ini salah! Salah besar, salah besar sudah menyia-nyiakan waktu kita, salah besar! Kau dan aku pun salah nak, salah karena kita tak seharusnya ada ditempat yang seperti ini gadis kecil
Luly : Aku tak salah pak tuaaaa, aku benar, aku datang kehutan ini ada tujuannya paaaa tuaaaa, jadi aku tidak salah *sambil mencubit pipi mr toon karena gregetan*
Mr Toon : Tujuan? Apa tujuan mu datang kesini gadis kecil…
Luly : Aku datang kesini untuk mencari mawar bernyanyi paman. Tapi bagaimananya caranya mawar bernyanyi ya ?
Mr Toon : Mawar bernyanyi? Kau mau? Mawar bernyanyi sama seperti kau yang sedang bernyanyi
Luly : Kau tidak sedang bercanda kan kek?
Mr Toon : Tidak, aku tidak sedang bercanda. Apa raut mukaku ini terlihat seperti orang yang sedang bercanda?
Luly : Tidak
Mr Toon: Lantas?
Luly : Ya aku mau…
Mr Toon : Nih *mengeluarkan mawar bernyayi*
Luly : *pingsan*
Mr Toon : Kau gadis kecil yang baik, lucu, dan menggemaskan. Aku harap kau bisa menjadi pemimpin dari segala urusan mu nak, segeralah kau tumbuh besar nak! Ini untukmu nak *menyelipkan sebuah benda disakunya luly*
Mr Toon menyelipakan sesuatu ke sakunya luly lalu pergi. Sementara itu Dunita telah sadar bahwa adiknya hilang dan ia sangat kebingungan.
Dunita : Lul, kok tumben kamu diam, biasanya kamu berisik sekali, apa karena kamu sudah cape? *menoleh kebelakang*, wah luly hilang, kemana ia pergi? Apakah ada yang melihatnya? Aduh luly kamu kemana sih.
Dunita berjalan kesana kemari mencari luly, tapi bukannya ketemu luly ia malah ketemu dengan kedua kakaknya. Dunita bercerita tentang hilangnya luly, lalu kak leinta memutuskan keputusan untuk mencari luly bersama-sama. Lalu mereka menemukan luly sedang tergeletak tidur dihamparan rumput.
Leinta : Coba tengok, itu luly!
Pruty : Lullyyyyy, bangun adik keciilll ku yang lucu….
Dunita : Luly , kamu tak apa-apa kan?
Luly : Hah? Siapa kalian? Aku dimana? Kok kita disini?
Leinta : Ah sudahlah makin tak masuk akal aja adek kakak yang lucu ini.. ayo kita segera pulang saja
Luly : Tapi kak…
Leinta : Sudah lah tak usah dipikirkan, ayo kita lekas pulang
Mereka ingin lekas sampai dirumah, karena didunia luar ini banyak yang tak di ketahui oleh mereka. Walau mereka tidak mendapatkan apa yang mereka cari, yang terpenting bagi mereka sekarang ini yaitu mereka tetap bersama-sama dan saling menyayangi satu sama lain.

Ratu : Lho lho lho, kok kalian sudah pulang? Apa kah kalian sudah mendapatkan “mawar bernyanyi”?
Leinta : Maaf ibu, saya tak berhasil mendapatkannya *nada sedih*
Pruty : Saya juga tak berhasil mendapatkannya ma *nada sedih*
Dunita : Saya juga tak bisa mendapatkannya, tapi saya siap kok menerima konsekuensi dari mama *murung*
Ratu : Hmm…. Lalu.. bagaimana dengan kamu luly?
Luly : Aku? *menunjuk diri sendiri* sepertinya aku sama ma, aku tak mendapatkannya
Ratu : Sungguh, kalian semua sudah membuat mama kecewa! Mungkin kali memang tak ada yang pantas untuk menjabat sebagai ratu….
Luly : *mengangkat tangan* ma, aku menemukan ini di saku kanan ku ma, apa ini ma?
Ratu : Luly, itu “mawar berbicara” yang harus di dapatkan oleh kalian, kamu berhasil luly! Kamu berhasil! Mama bangga sama kamu!
Luly : oh aku berhasil, lantas aku?
Ratu : Ya kamu yang akan menggantikan mama menjadi ratu yang baru. Peluk mama nak, peluk mama
Leinta , Pruty & Dunita : Selamat luly! Kau berhasil!
Luly berhasil mendapatkan mawar berbicara, kerajaan menjadi amat maju setelah di pimpin oleh luly. Luly pun sekarang sudah bertambah dewasa dan cantik. Leinta , Pruty , Donita dan , Luly sekarang menjadi saudara yang saling berbagi satu sama lain, mereka sekarang saling sayang menyayangi

25 Feb 2013

Gapai pelangi (Monolog)

Ku terdiam, hanya dapat terdiam melihat kesemuan hidup ini. Sunyi , senyap, sepi menghampiri benda berlendir yang berwarna pink dan berbentuk bulat ini. yap bulap, bulaat itu suatu awal tanpa akhir. beranjak ku dari tempatku terdiam ini menuju suatu kayu yang hampir lapuk dengan sebuah engsel yang sudah menemui karatnya. Coklat, abu-abu.. ku injakan kaki ku disana, tanpa karet yang mengalasinya terasa sangat lembab sekali.. miris dengkul ini sangat terasa.. bingung? sangat bingung.. yang ku lakukan hanya menatap alam sekitar, bola kehitaman ini tertuju, ya tertuju pada satu pemuda yang membawa jasad mudanya tanpa kemaluan. "Apa?" teriak ku,  "Beri saya sesuap nasi tuan". pemuda itu membungkuk,  "seseorang seperti mu tak pantas untuk memakan nasi! yang ada kau malah semangkin lembek, lemah layaknya struktur nasi." "Coba lihat kerbau disana, kerbau disana lebih berarti daripada kau, kau pun kalah manfaatnya dengan kerbau itu. Kau? kau layaknya sampah di selokan yang terombang-ambing dengan hina." 
*menangis* "Apa gunanya kau menangis? memohon kepada tuhan? tuhan pun malu melihat dirimu, kau itu dijadikan cacian iblis dan ejekan para malaikat. Hey sadar lah, malaikat itu lebih rendah derajatnya darimu, apa kau rela kau di injak-injak oleh derajat rendahan? sadarlah?  kau lebih mulia darinya, apa kau rela kemuliaanmu terinjak-injak?." "Bangunlah nak bangun selagi kau bisa bangun, jangan terus merunduk layaknya kerbau, kau bisa kawan! selagi ada waktu ubah lah pelangi itu!".

30 Jan 2013

Autobiografi (Thropy)




Sewaktu  saya TK juga pernah mendapatkan 4 piala dan saya pun pernah menjadi bintang kelas, walau hanya di masa tk yang terpenting saya pernah merasakan mendapat prestasi. Saya waktu tk pernah meraih juara 2 lomba busana ketika hari kartini-an tgl 14 april 2001 di ancol tingkat DKI. Lalu ,  saya juga pernah mendapatkan juara 3 lomba busana di bulog tingkat daerah tambun. Lalu, saya pernah mendapat 2 trophy bintang kecil sebagai penghargaan kategori anak tk berprestasi pada tahun 2000/2001 dan tahun 2001/2002, 4 piala tersebut masih berjejer di dalam lemari saya. Selepas tk, saya jarang sekali mendapatkan trophy formal tetapi kalau penghargaan unformal masih mengalir.

Autobiografi (Menjadi tukang koran? sudah pernah saya rasakan)



Berjualan Koran sudah pernah saya lakukan, ketika saya menginjak umur 10 tahun.Waktu sedang liburan di rumah kakek saya, saya kehabisan duit untuk jajan, saya ingin minta ke kakek saya pasti dikasih tanpa harus mengeluarkan keringat, lalu timbul ide untuk mencari duit sendiri saat liburan, saya merasa tertantang dengan ide saya tersebut. Kakek saya tinggal di wisma jaya, waktu itu ada agen koran di seberang kali dekat rumah kakek saya. Pada sore hari saya menemui  agen koran tersebut dan bercakap-cakap dengannya, beliau kenal dengan kakek saya terus awalnya beliau menolak saya, tapi saya berusaha membujuk beliau agar beliau mau menerima saya sebagai pegaiwanya. Namun, bayarnya tak seberapa walau hanya mendapat 10ribu setelah menjual 15koran dan saya setuju. Saat pagi tiba saya bangun, solat subuh langsung berangkat kea gen dengan alasan ke kakek saya “mau olahraga naik sepeda”. Setelah disana, saya mendapat jatah 20lembar koran dan saya terima, saya di beri rute jualan disekitar kampung cerewet, lelahnya bukan main , tapi lumayan hari pertama saya dapat menjual koran sebanyak 17 koran  dan saya mendapat bayaran sebesar Rp. 11.500. Setelah itu saya langsung pulang kerumah kakek saya, dan langsung di suruh sarapan. Hal tersebut saya lakukan selama seminggu, dan kakek saya baru sadar ketika sudah seminggu lewat 2 hari, itu pun karena diceritakan oleh sang agen, kalau tidak, beliau tak akan pernah mengetahuinya.

Autobiografi (Nangkep pencopet tanpa keringat)



Beralih ke pengalaman saya pada umur 10tahun, pada umur 10tahun saya berhasil membekuk pencopet tanpa mengeluarkan darah bahkan tanpa mengeluarkan keringat untuk berkelahi.Waktu itu saya dan teman saya habis pulang latihan tarung derajat di gedung juang, dulu itu sedang ramai-ramainya pencopetan di sekitar pasar tambun.Teman saya berumur 12 tahun, ketika itu saya dan teman saya sedang kelelahan dan memutuskan untuk istirahat sejenak untuk membeli es. Ketika itu teman saya melihat aksi pencopetan berlangsung dan berkata pelan-pelan sama saya “Dang, gue liat aksi pencopetan. Dompet mbak-mbak itu di copet dang sama mas-mas yang pake jaket kulit ntu dang”, “oh yang itu, yaudeh kita tangkep aja.Lu ngasih tau mbak-mbaknya bahwa dia kecopetan tapi suruh mbaknya jangan panik, ntar gue copet balik dah dompet mbak itu dari kantong mas-mas itu”.ide saya tercetus tanpa di sadari, teman saya pun beraksi dan saya pun juga ikut beraksi. Entah apa yang membuat tangan saya menjadi lihai untuk mengambil dompet itu dari si penjahat dan dompet itu berhasil saya ambil kembali, pencopet itu pun clingak-clinguk seperti mencari komplotannya, situasi ramai, sempat ada tukang ojek yang melihat aksi saya, lalu saya berlari ke mbak-mbak yang punya dompet itu, mungkin bagi dia muka saya tak meyakinkan untuk jadi pahlawan, dan tukang ojek yang tadi menghampiri saya dan berkata “copet ya?”, saya menepis “bukan bang, saya mau ngembalikan dompet ini kepada yang memilikinya, sebenarnya yang nyopet itu mas-mas yang tadi bang”. Dan mbak-mbak itu pun menujukan bukti bahwa dompetnya itu punya dia, beliau pun mengucapkan terima kasih terhadap kami dan memberikan hadiah uang sebesar 50ribu. Padahal kami sudah berusaha menolaknya, tapi apa boleh buat yang namanya rezeki ga boleh di tolak.

Autobiografi (Pengalaman saat TK)



Umur 5 tahun, saya memakan pendidikan di TK. Penuh pelajaran di sana, saya dapat membaca, melukis, menghitung dan menulis dari sana. Ketika itu saya gemar sekali menggambar. Ketika saya lagi asyik menggambar di kelas pada jam istirahat, tiba-tiba teman  saya tersengkur di samping saya sebab ada yang menjorokinya hingga terjatuh dan memukulnya, pada saat itu saya tidak berdiam diri saja namun saya menolong teman saya yang tersungkur itu, karena teman yang tersungkur itu teman dekat saya, lalu saya mengambil tindakan dengan menghajar kembali orang yang telah memukul teman saya dan melemparnya dengan kursi, dan sebuah krecekan, karena saya tidak akan rela melihat orang terdekat saya tersakiti. Seketika itu pun suasana kelas menjadi kacau.Dan buguru pun datang kekelas untuk melerai saya yang sedang berkelahi, saya diberi nasihat dan ceramahan dari guru. Namun saya menceritakan yang sebenarnya terjadi, bu guru memahami itu dan buguru  berkata seperti ini ketika sebelum akhir pembicaraan “Seharusnya kamu harus dapat mengendalikan kemarahan mu sendiri dang, dan jangan biarkan kemarahanmu menjadi senjata untuk dirimu sendiri”. Awalnya saya tak mengerti kata-kata itu namun lambat laun saya mengerti maksud dari kata-kata itu, dan sejak saat mengerti kata tersebut saya tak ingin berkelahi didalam lingkungan sekolah lagi, karena sudah banyak korban dan saya terkena serangan bumerang dari kelakukaan tersebut padahal saa hanya ingin membela teman saya yang dalam kebenaran, sejak  saat itu saya memutuskan untuk tidak berkelahi di dalam sekolah dan sampai sekarang pun saya masih memegang teguh kata-kata itu, bukan artinya saya takut tapi saya tak mau terkena hukuman dari guru dan kalo ada yang mencari masalah dengan saya, saya akan menantang orang tersebut diluar sekolah, walau sampai pertumpahan darah sekali pun saya tak takut.

Autobiografi (DO'A itu NYATA)



Orangtua saya dahulu tidak sesukses sekarang, dulu ayah saya bekerja sebagai satpam kapal, berlabuh kesana-kemari menyebrangi samudera.Ketika ayah saya berlabuh, saya tinggal hanya berdua saja bersama mama saya tapi sewaktu-waktu nenek saya menemani juga.namun apadaya saya tak dapat melakukan apapun untuk mebangkitkan ekonomi keluarga selain saya berdoa pada saat itu. Pada umur sekitar 3 tahun saya sudah bisa solat berkat diajari oleh mama saya. Saya ketika kecil solat 5 waktu tanpa terputus dan selalu di lakukan di sebuah masjid yang kecil dulunya tapi sekarang masjid itu bertambah besar seperti saya,  Ketika adzan berkumandang saya sudah standby di masjid dalam keadaan sudah berwudhu. Sampai-sampai para tetangga saya memberi panggilan “Aa”, yang kata mereka saya seperti “Aa gym”, pada saat itu saya tak kenal lelah untuk berdoa karena kata mama saya bahwa “Do’a anak yang berbakti dan sholeh selalu di kabul oleh Allah SWT”. Dan saya pun masih ingat doanya dan sampai sekarang pun saya masih berdoa seperti ini “Ya Allah, aku bukan apa-apa tanpamu, Ya Allah tolong angkat lah aku dari tempat terdalam menuju puncak tertinggi mu Ya Allah… Amin…”.dan pada umur 4 tahun akhirnya saya hidup berkecukupan dan layak, pada saat itu lah saya percaya bahwa kekuatan doa itu ada.