Umur
5 tahun, saya memakan pendidikan di TK. Penuh pelajaran di sana, saya dapat
membaca, melukis, menghitung dan menulis dari sana. Ketika itu saya gemar
sekali menggambar. Ketika saya lagi asyik menggambar di kelas pada jam istirahat,
tiba-tiba teman saya tersengkur di
samping saya sebab ada yang menjorokinya hingga terjatuh dan memukulnya, pada
saat itu saya tidak berdiam diri saja namun saya menolong teman saya yang
tersungkur itu, karena teman yang tersungkur itu teman dekat saya, lalu saya
mengambil tindakan dengan menghajar kembali orang yang telah memukul teman saya
dan melemparnya dengan kursi, dan sebuah krecekan, karena saya tidak akan rela
melihat orang terdekat saya tersakiti. Seketika itu pun suasana kelas menjadi
kacau.Dan buguru pun datang kekelas untuk melerai saya yang sedang berkelahi,
saya diberi nasihat dan ceramahan dari guru. Namun saya menceritakan yang
sebenarnya terjadi, bu guru memahami itu dan buguru berkata seperti ini ketika sebelum akhir
pembicaraan “Seharusnya kamu harus dapat mengendalikan kemarahan mu sendiri
dang, dan jangan biarkan kemarahanmu menjadi senjata untuk dirimu sendiri”.
Awalnya saya tak mengerti kata-kata itu namun lambat laun saya mengerti maksud
dari kata-kata itu, dan sejak saat mengerti kata tersebut saya tak ingin
berkelahi didalam lingkungan sekolah lagi, karena sudah banyak korban dan saya
terkena serangan bumerang dari kelakukaan tersebut padahal saa hanya ingin
membela teman saya yang dalam kebenaran, sejak saat itu saya memutuskan untuk tidak berkelahi
di dalam sekolah dan sampai sekarang pun saya masih memegang teguh kata-kata
itu, bukan artinya saya takut tapi saya tak mau terkena hukuman dari guru dan
kalo ada yang mencari masalah dengan saya, saya akan menantang orang tersebut
diluar sekolah, walau sampai pertumpahan darah sekali pun saya tak takut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar