29 Okt 2013

Pelaut biru






                Mentari pagi memberi salam pada negeri ini, hari nan sejuk dan dingin disebuah desa kecil yang dihimpit oleh 2 bukit. Seorang remaja yang hidup bersama Orangtua serta 2 adiknya,  Ibu dan ayahnya berprofesi sebagai petani, kedua adiknya masih bersekolah ditingkat SD, remaja ini baru saja lulus dari bangku sekolah menengah atas, teman-teman sekolahnya dulu biasa memanggil dia dengan sebutan Andan. Teman-teman sekolahnya dulu sangat kenal sekali dengan andan. Andan dulu dikenal sebagai murid yang pintar, cerdas dan imajinatif. Andan memiliki tinggi sekitar 170cm pada kala itu, ia termasuk orang yang tinggi disekolahnya, ia memiliki kulit sawo matang serta postur tubuh yang cukup atletis, gaya rambut andan berpola jambul klimis. Ketika, pembagian kertas kelulusan tiba andan memiliki nilai UN dengan rata-rata 86, itu termasuk nilai kategori tinggi pada zamannya. Andan pun sangat bersyukur dan langsung percaya diri untuk ikut mendaftarkan diri kejenjang perguruan tinggi, Andan mengikuti test di 2 perguruan tinggi favorite pada zamannya dan ia memilih untuk mengambil fakultas kedokteran dan manajemen, setelah ia melewati berbagai macam test untuk masuk kedalam perguruan negeri, tidak lama hasilnya pun muncul di 5hari mendatang. Ketika hari itu, andan berjalan kaki menempuh jarak 6km untuk melihat hasil test diperguruan tinggi, hatinya terasa berdebar-debar… ketika sesampai disana ia langsung tertuju ke kerumunan orang yang berdiri di papan pengumuman, ketika itu waktu adzan dzuhur telah berkumandang, ia memutuskan untuk melaksanakan solat dzuhur terlebih dahulu, ia berdoa dengan khusyuk kepada sang maha kuasa, ia bersujud, air matanya berlinang kesajadah yang terbentang, ia memohon jalan kepada sang kuasa. Setelah usai solat, andan berjalan menuju papan dengan membawa harapan penuh, di papan tersebut terdapat 4 lembar kertas yang terpajang, ia melihat dengan seksama di kertas pertama dan hasilnya…. Nama dia tidak di temukan, lalu ia berlanjut melihat ke kertas selanjutnya tetap di temukan, sampai ia melihat ke kertas paling akhir namanya pun tak di temukan, ia sedikit sedih namun dalam firasatnya mengatakan bahwa ia di terima dengan nilai sempurna, lalu  ia melihat kembali ke kertas pertama dan melihat nama yang paling atas, ternyata…. Tak di sangka dan tak di duga.. itu pun juga bukannya namanya, namun ketika ia melihat ke sedikit kebawah, namanya pun muncul dan dia berada di posisi ke 2 di kertas itu…. Alhamdulillah kata yang pertama yang di ucapkan dari bibir manisnya, ia di terima kedua priodi di universitas tersebut… ia bergegas ingin menyampaikan kabar ini kepada ibu dan ayahnya disawah, ia berjalan kaki kembali untuk mencapai kesawah tempat orangtuanya bekerja, ketika ia telah sampai dan bertemu dengan orangtuanya, ia pun menyampaikan kabar baik kepada orangtuanya dan ayahnya hanya bisa tersenyum dan berkata “Nak, kamu hebat… tapi nampaknya ayah dan ibu mu ini tak bisa membiayaimu untuk berkuliah nak, karna biaya pendidikan nya terlalu besar dan orangtua mu ini hanya sebagai petani, mohon kamu mengerti dengan keadaan kita nak..”. Andan tak bisa berbuat apa-apa setelah ayahnya berkata seperti itu, Pupus lah sudah harapannya, dan andan pun mengurungkan sebentar niatnya untuk berkuliah, yang di pikirkan sekarang hanyalah  apa yang mau ia lakukan setelah ini. Dia berpikir untuk langsung bekerja namun bekerja seperti apa?. Setelah dari sawah ia berjalan menuju rumah sederhananya, ia mengganti pakaian dan makan siang dengan lauk ala kadarnya, nasi dengan taburan garam pun dilahap oleh andan. Setelah makan, andan sedikit terlihat melamun di teras rumahnya.. namun tidak beberapa kemudian setelah ia melamun.. ia langsung lari terbirit-birit ke kamar mandi, eh ternyata ia ingin membuang air besar hahaha, ia ngeden sekuat tenaga… setelah ia buang air besar, ia pergi kesawah tempat ayah dan ibunya bekerja mencari nafkah..

To be continoue :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar