Sewaktu saya TK juga pernah mendapatkan 4 piala dan
saya pun pernah menjadi bintang kelas, walau hanya di masa tk yang terpenting
saya pernah merasakan mendapat prestasi. Saya waktu tk pernah meraih juara 2
lomba busana ketika hari kartini-an tgl 14 april 2001 di ancol tingkat DKI.
Lalu , saya juga pernah mendapatkan
juara 3 lomba busana di bulog tingkat daerah tambun. Lalu, saya pernah mendapat
2 trophy bintang kecil sebagai penghargaan kategori anak tk berprestasi pada
tahun 2000/2001 dan tahun 2001/2002, 4 piala tersebut masih berjejer di dalam
lemari saya. Selepas tk, saya jarang sekali mendapatkan trophy formal tetapi
kalau penghargaan unformal masih mengalir.
30 Jan 2013
Autobiografi (Menjadi tukang koran? sudah pernah saya rasakan)
Berjualan
Koran sudah pernah saya lakukan, ketika saya menginjak umur 10 tahun.Waktu
sedang liburan di rumah kakek saya, saya kehabisan duit untuk jajan, saya ingin
minta ke kakek saya pasti dikasih tanpa harus mengeluarkan keringat, lalu
timbul ide untuk mencari duit sendiri saat liburan, saya merasa tertantang
dengan ide saya tersebut. Kakek saya tinggal di wisma jaya, waktu itu ada agen
koran di seberang kali dekat rumah kakek saya. Pada sore hari saya menemui agen koran tersebut dan bercakap-cakap
dengannya, beliau kenal dengan kakek saya terus awalnya beliau menolak saya,
tapi saya berusaha membujuk beliau agar beliau mau menerima saya sebagai
pegaiwanya. Namun, bayarnya tak seberapa walau hanya mendapat 10ribu setelah
menjual 15koran dan saya setuju. Saat pagi tiba saya bangun, solat subuh
langsung berangkat kea gen dengan alasan ke kakek saya “mau olahraga naik
sepeda”. Setelah disana, saya mendapat jatah 20lembar koran dan saya terima,
saya di beri rute jualan disekitar kampung cerewet, lelahnya bukan main , tapi
lumayan hari pertama saya dapat menjual koran sebanyak 17 koran dan saya mendapat bayaran sebesar Rp. 11.500.
Setelah itu saya langsung pulang kerumah kakek saya, dan langsung di suruh
sarapan. Hal tersebut saya lakukan selama seminggu, dan kakek saya baru sadar
ketika sudah seminggu lewat 2 hari, itu pun karena diceritakan oleh sang agen, kalau
tidak, beliau tak akan pernah mengetahuinya.
Autobiografi (Nangkep pencopet tanpa keringat)
Beralih
ke pengalaman saya pada umur 10tahun, pada umur 10tahun saya berhasil membekuk
pencopet tanpa mengeluarkan darah bahkan tanpa mengeluarkan keringat untuk
berkelahi.Waktu itu saya dan teman saya habis pulang latihan tarung derajat di
gedung juang, dulu itu sedang ramai-ramainya pencopetan di sekitar pasar tambun.Teman
saya berumur 12 tahun, ketika itu saya dan teman saya sedang kelelahan dan
memutuskan untuk istirahat sejenak untuk membeli es. Ketika itu teman saya
melihat aksi pencopetan berlangsung dan berkata pelan-pelan sama saya “Dang,
gue liat aksi pencopetan. Dompet mbak-mbak itu di copet dang sama mas-mas yang
pake jaket kulit ntu dang”, “oh yang itu, yaudeh kita tangkep aja.Lu ngasih tau
mbak-mbaknya bahwa dia kecopetan tapi suruh mbaknya jangan panik, ntar gue
copet balik dah dompet mbak itu dari kantong mas-mas itu”.ide saya tercetus
tanpa di sadari, teman saya pun beraksi dan saya pun juga ikut beraksi. Entah
apa yang membuat tangan saya menjadi lihai untuk mengambil dompet itu dari si
penjahat dan dompet itu berhasil saya ambil kembali, pencopet itu pun
clingak-clinguk seperti mencari komplotannya, situasi ramai, sempat ada tukang
ojek yang melihat aksi saya, lalu saya berlari ke mbak-mbak yang punya dompet
itu, mungkin bagi dia muka saya tak meyakinkan untuk jadi pahlawan, dan tukang
ojek yang tadi menghampiri saya dan berkata “copet ya?”, saya menepis “bukan
bang, saya mau ngembalikan dompet ini kepada yang memilikinya, sebenarnya yang
nyopet itu mas-mas yang tadi bang”. Dan mbak-mbak itu pun menujukan bukti bahwa
dompetnya itu punya dia, beliau pun mengucapkan terima kasih terhadap kami dan
memberikan hadiah uang sebesar 50ribu. Padahal kami sudah berusaha menolaknya,
tapi apa boleh buat yang namanya rezeki ga boleh di tolak.
Autobiografi (Pengalaman saat TK)
Umur
5 tahun, saya memakan pendidikan di TK. Penuh pelajaran di sana, saya dapat
membaca, melukis, menghitung dan menulis dari sana. Ketika itu saya gemar
sekali menggambar. Ketika saya lagi asyik menggambar di kelas pada jam istirahat,
tiba-tiba teman saya tersengkur di
samping saya sebab ada yang menjorokinya hingga terjatuh dan memukulnya, pada
saat itu saya tidak berdiam diri saja namun saya menolong teman saya yang
tersungkur itu, karena teman yang tersungkur itu teman dekat saya, lalu saya
mengambil tindakan dengan menghajar kembali orang yang telah memukul teman saya
dan melemparnya dengan kursi, dan sebuah krecekan, karena saya tidak akan rela
melihat orang terdekat saya tersakiti. Seketika itu pun suasana kelas menjadi
kacau.Dan buguru pun datang kekelas untuk melerai saya yang sedang berkelahi,
saya diberi nasihat dan ceramahan dari guru. Namun saya menceritakan yang
sebenarnya terjadi, bu guru memahami itu dan buguru berkata seperti ini ketika sebelum akhir
pembicaraan “Seharusnya kamu harus dapat mengendalikan kemarahan mu sendiri
dang, dan jangan biarkan kemarahanmu menjadi senjata untuk dirimu sendiri”.
Awalnya saya tak mengerti kata-kata itu namun lambat laun saya mengerti maksud
dari kata-kata itu, dan sejak saat mengerti kata tersebut saya tak ingin
berkelahi didalam lingkungan sekolah lagi, karena sudah banyak korban dan saya
terkena serangan bumerang dari kelakukaan tersebut padahal saa hanya ingin
membela teman saya yang dalam kebenaran, sejak saat itu saya memutuskan untuk tidak berkelahi
di dalam sekolah dan sampai sekarang pun saya masih memegang teguh kata-kata
itu, bukan artinya saya takut tapi saya tak mau terkena hukuman dari guru dan
kalo ada yang mencari masalah dengan saya, saya akan menantang orang tersebut
diluar sekolah, walau sampai pertumpahan darah sekali pun saya tak takut.
Autobiografi (DO'A itu NYATA)
Orangtua
saya dahulu tidak sesukses sekarang, dulu ayah saya bekerja sebagai satpam
kapal, berlabuh kesana-kemari menyebrangi samudera.Ketika ayah saya berlabuh,
saya tinggal hanya berdua saja bersama mama saya tapi sewaktu-waktu nenek saya
menemani juga.namun apadaya saya tak dapat melakukan apapun untuk mebangkitkan
ekonomi keluarga selain saya berdoa pada saat itu. Pada umur sekitar 3 tahun
saya sudah bisa solat berkat diajari oleh mama saya. Saya ketika kecil solat 5
waktu tanpa terputus dan selalu di lakukan di sebuah masjid yang kecil dulunya
tapi sekarang masjid itu bertambah besar seperti saya, Ketika adzan berkumandang saya sudah standby
di masjid dalam keadaan sudah berwudhu. Sampai-sampai para tetangga saya
memberi panggilan “Aa”, yang kata mereka saya seperti “Aa gym”, pada saat itu
saya tak kenal lelah untuk berdoa karena kata mama saya bahwa “Do’a anak yang
berbakti dan sholeh selalu di kabul oleh Allah SWT”. Dan saya pun masih ingat
doanya dan sampai sekarang pun saya masih berdoa seperti ini “Ya Allah, aku
bukan apa-apa tanpamu, Ya Allah tolong angkat lah aku dari tempat terdalam
menuju puncak tertinggi mu Ya Allah… Amin…”.dan pada umur 4 tahun akhirnya saya
hidup berkecukupan dan layak, pada saat itu lah saya percaya bahwa kekuatan doa
itu ada.
Autobiografi (Asal Usul Ku)
Saya
berasal dari pasangan suami istri yang berasal dari daerah sumedang &
bogor. Saya mempunyai ade 2 dan mereka perempuan dua-duanya, yang pertama sebut
saja “Ai” dan yang kedua sebut saja “Dinda”, mereka sekarang duduk di kelas 6
SD dan 4 SD, mereka sekolah di SDN mekarsari 01. Mereka ade saya yang paling
baik yang saya punya.
Tanggal
26, bulan ke-7, tahun 1996, jam 02.30 tepat di mana saya di turun kan ke bumi
dan ketika itulah saya pertama kali mengehembuskan nafas. Setelah saya lahir,
saya belum di beri nama dan tak ada satu nama pun yang di persiapkan
sebelumnya, Namun akhirnya setelah sekitar 46menit, Sebuah nama telah tercetus,
nama tersebut di berikan oleh ayah saya, ketika itu ayah saya mengalami
perdebatan dulu sebelum memberi nama ke saya, setelah beberapa menit akhirnya
tercetus lah nama “ NANDANG YUSLIAN SYAHPUTRA”, nama itu diambil dari kata
“TANDANG” dari bahasa sunda yang artinya “PENANTANG”, dan selengkapnya nama itu
mempunyai arti yang berbunyi “SEORANG
PENANTANG DARI KELUARGA YUSLIAN ADALAH LELAKI”.
Itu lah arti dari nama saya.
Saya
tadinya berasal dari keluarga yang tidak
bercukupan, hidup dengan ala kadarnya, rumah yang beralaskan rumput, namun
hanya sebuah pondasi rumah dan berdindingkan tembok tua. Sebelum saya di rawat
oleh ayah dan mama saya, saya di rawat oleh nenek dan kakek saya karena tempat
tinggal saya yang kurang memadai dan tidak cukup layak untuk seorang bayi
tinggal. Setelah 2 bulan berlalu, baru saya bertempat tinggal dengan orangtua
saya, saya sudah dapat berbicara dengan lancar. Namun, saat itu saya belum bisa
berjalan, saya telat untuk berjalan, ketika teman-teman saya sudah berkeliaran
bermain kesana-kemari yang dapat saya lakukan hanya melihat mereka dari balik
pagar kayu, tetapi mama saya bersih keras untuk membuat saya bisa berjalan,
dengan berbagai cara beliau mencoba dan tanpa lelah, namun tetap saja saya
masih bergantung pada tembok atau bisa disebut “merembet”. Dan yang membuat
saya bisa berjalan sendiri itu ketika saya sedang bermain di halaman tiba-tiba
ada seekor ayam menghampiri saya dan saya takut lalu saya berdiri dan berlari
kedalam rumah.
Langganan:
Postingan (Atom)